KELUARGA

AWALI HARI DENGAN CINTA



    Usai subuh.Saat hari masih gelap, menelusuri kota jakarta.Saya dapati banyak titik keramaian.Di perempatan jalan.Di lampu merah. Di halte bis. Di terminal Di stasiun. sangat ramai dengan orang. Semua tergesa. berlari berebut angkutan. Khawatir tidak kebagian. Takut terlambat kesiangan.
    Lihat! Di atas kereta. Di dalam Busway. Di bis kota. Di metro mini. Di angkot. Di bajaj. Di belakang tukang ojek. Orang-orang bermuka serius. Syarafnya tegang. Wajahnya kaku. Terlipat, kusut. Tanpa senyum. Meraka takut mereka khawatir. jika tiba di kantor terlambat, kesiangan. Atau boss datang lebih awal.
    Memang. tidak mudah untuk tersenyum. Tidak semua orang bisa senyum. para ayah harus berangkat pagi sebelum anak bangun.Ibu-ibu siap berjibaku hadapi keseharian rumah tangganya. mencuci, menjemur pakaian. Menyapu, mengepel lantai. Memasak menyiapkan sarapan. Memandikan anak memakaikan seragam.Kemudian mengantar kesekolah. Kecuali jika anda seorang wanita karier.
    Ternyata tidak mudah, untuk bisa dan selalu tersernyum.Terkadang masalah datang tiba-tiba. Emosi tak kuasa lagi dikendalikan.Muka ceria berubah seketika. Bersungut-sungut lalu cemberut. Ketika problematika memberat.Ketika anak menangis menjerit mendadak rewel.Ketika anak kadang harus dipaksa memakai baju.Ketika anak didesak berangkat sekolah. Ketika anak dimaki sebab menyenggol memecahkan piring. Ketika anak dibentak dimarahi. Ketika anak merengek minta diantar ibunya--biasa bersama pembantu. Beragam peristiwa dipagi hari yang telah merampas senyum. Membungkam cinta dan kasih sayang. Antara suami dan istri. Ataupun sebaliknya. Duh, ya Alloh kuatkan iman kami. Teguhkan pendirian kami. Amien!
    Akibatnya. Si Ayah harus berwajah 'garang' saat meninggalkan rumah.Di kantor marah-marah. Bibir ibu mendadak monyong lebih panjang dari ukuran biasanya. Anak-anak pun bersedih berduka. Loyo tak bersemangat lagi saat pergi kesekolah. Mereka meninggalkan rumah dengan suasana hati gelisah.Yang dirumahpun menjadi gundah gulana.
    Mari awali hari. Sholat sunnah Fajr--qobliyah shubuh--dua rakaat. Pergi ke masjid bersama keluarga. Meraih pahala shubuh berjamaah. Hadir di shaf awal . Sholat bermakmum dibelakang imam. Dilanjukan bertadarus pagi. Membaca al-quran bersama keluarga tercinta. Saling menyimak mendengarkan. Memberikan koreksi bacaan yang keliru. Makin hari makin asyik, bacaanpun makin baik.Kemudian mari duduk bareng saat sarapan pagi. Saling berhadapan saling mengingatkan. Saat tepat untuk mengungkapkan rasa dan keinginan. Maka bersih sempurna, raih berkah dalam kebersamaan. Mari hadirkan pagi nan indah bertabur berkah. Akrab. Hangat. Ceria. Insya Alloh.
    Awali hari dengan cinta. Di pagi ada sesungging senyum. Ada ciuman kasih dan sayang. Bernie Siegel, seorang dokter dari barat yang menulis buku berjudul Love,medicine and miracles--telah melakukan penelitian tentang khasiat ciuman sang suami bagi istrinya maupun seorang ibu bagi anak-anaknya.
    Sampel diambil dari kalangan peserta (suami) yang mengendarai mobil pribadinya untuk berangkat kekantor. Siegel membaginya dalam dua kelompok. Kelompok pertama adalah para suami yang berangkat kekantor, selalu mengawali dengan menjabat tangan istri, lalu mendaratkan ciuman cinta didahinya. Sambil berbisik pamit,"sayang, papa mau berangkat." Kemudian kelompok kedua.adalah mereka yang pergi kekantor tanpa jabat tangan.Tidak mencium atan dicium. Bahkan cukup menyampaikan pamit dengan lisan. Dan sambil sedikit teriak, "maa, papa berangkat ya....." mungkin karena istrinya masih dibelakang, belum selesai pekerjaan.
    Setelah beberapa waktu,ditemukan bukti yang menakjubkan. Suami yang berada di kelompok pertama,lebih memiliki kemungkinan kecil celaka saat berkendara. Dibanding mereka yang berangkat kerja tanpa ada affirmasi cinta kepada istrinya. Ternyata kualitas dan antusias bekerjapun mengalami perbedaan yang cukup signifikan. Kecupan tulus di dahi istri, ketika hendak berangkat kerja ternyata telah meminimalkan kemungkinan Selingkuh. Wow...
    Di pihak lain, seorang anak yang diberangkatkan sekolah oleh sang ibu dengan kecupan sayang ternyata memberi dampak yang luar biasa dalam prestasi sekolah. Bahkan kecupan tersebut mampu meredam kemarahan untuk tidak berkelahi di sekolah. Di banding mereka yang pergi bersama baby sitter. Percaya atau tidak? Monggo.....,
    Ibu adalah cermin dari anak-anaknya. Maka wajar bila tiang negara adalah wanita--menurut hadits. Baik wanitanya, baik pula negaranya. Sebaliknya, rusak wanitanya, rusak pula negaranya. Di balik seorang anak yang hebat ada ibu yang hebat juga. Ciuman tulus bisa pengaruhi emosi suami dan anak. Apa yang terjadi, bila si ibu bisa mengajarkan sesuatu yang luar biasa. Kemungkinan besar juga akan melahirkan pemimpin-pemimpin yang luar biasa. Atau para ahli dan pakar yang hebat.
    Seorang ibu sangat berperan dalam menanamkan ideologi pada anak-anaknya. Bahkan kedekatan psikologis telah terbangun sejak anak masih dalam kandungan. Pola pendidikan yang diterapkan pasti mempengaruhi karakter di masa mendatang. Pastikan anda mengambil peran baik ini, ibu.....

    Mari selalu mengawali hari dengan beragan kebaikan. Jabat tangan anak dengan lembut. Berikan senyum tulus sepenuh hati. Cium mesra iringi hari. Bisikkan kalimat singkat yang menyemangati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar